Membangun
Budaya
Budaya
sebuah kelas yang menjalankan PBL menghasilkan kebebasan, rasa ingin
tahu, dan perhatian terhadap kualitas. Guru dalam melaksanakan
Standar Emas PBL membangun budaya ini baik melalui cara eksplisit
(misalnya, slogan-slogan di dinding atau proses penyelidikan yang
terstruktur) dan implisit (misalnya, bagaimana guru merespon
pertanyaan siswa atau bagaimana siswa dilatih untuk berbincang satu
sama lain. Dalam sebuah kelas yang menjalankan PBL dengan baik,
pertanyaan-pertanyaan siswa yang menuntun proses penyelidikan harus
dapat diperoleh dan diterima. Siswa mengetahui bahwa tidak mengapa
untuk mengeksplor cara yang berbeda untuk mengusulkan ide atau
menciptakan bentuk dasar produk yang perlu untu diperbaiki atau
bahkan tidak dipakai secara keseluruhan, atau yang disebut dengan
“gagal maju”. Guru mengizinkan siswa untuk menyampaikan opininya
dan menawarkan idenya tentang proyek, dan memastikan siswa memahami
proyek tersebut betul-betul terbuka – bahwa terdapat lebih dari
satu cara untuk menginvestigasi sebuah topik, menciptakan produk,
menunjukkan apa yang mereka tahu, dan menjawab pertanyaan pengarah.
Aspek penting lainnya dari sebuah
budaya kelas yang menerapkan PBL ialah mendorong sebuah “pertumbuhan
pola pikir” atau keyakinan bersama bahwa kemampuan siswa tidak
dibatasi oleh gen-gen atau latar belakangnya, dan dapat dikembangkan
melalui dedikasi dan kerja keras (Dweck, 2006). Ketiak siswa
menyakini hal ini, mereka belajar lebih dan mengaplikasikannya
terhadap tantangan-tantangan baru secara lebih konsisten. Pengajaran
PBL mendorong sebuah pertumbuhan pola pikir melalui siklus kritik dan
revisi dimana siswa memiliki kesempatan untuk mengembangkan produknya
dan, dengan begitu, menumbuhkan dan memperdalamkan pembelajarannya,
Daripada semata-mata berfokus kepada produk akhir, guru sebaiknya
memfokuskan pujian dan pengakuan mereka pada usaha siswa, kegigihan,
strategi mereka untuk mengatasi kesulitan-kesulitan, dan keseluran
proses pengembangan. Setiap siswa sebaiknya “direntangkan” dan
diberikan tantangan yang membutuhkan pemikiran dan usaha.
Diterjemahkan Dari: Setting the standard for project based learning : a proven approach to rigorous classroom instruction