Faktor - Faktor Mendasar Dalam Menyusun Karya (3)
3. Keaslian (Authenticity)
3. Keaslian (Authenticity)
Pendidik PBK secara umum setuju
bahwa keaslian bukan merupakan bahan yang tidak terlalu rahasia yang
baik membingkai dan meningkatkan keterlibatan siswa dalam karya.
Penelitian telah menunjukkan bahwa keaslian tidak hanya meningkatkan
motivasi tetapi juga meningkatkan pencapaian.
Keaslian merupakan sebuah konsep
yang kompleks, tapi secara umum memiliki arti yang serupa dengan
membuat pengalaman belajar “senyata” mungkin. Guru (dan murid)
dapat membuat karya asli dalam berbagai cara dan dalam berbagai
tingkatan. Keaslian seharusnya tidak dianggap sebagai sebuah
perencanaan total atau tidak sama sekali, tetapi juga sebuah
pelaksanaan terbaik dari PBK yang dapat dialamatkan dalam 4 cara yang
berbeda , kemungkinan pada waktu yang sama.
Pertama, konteks dari proyek
dapat merupakan hal yang asli, sebagaimana ketika siswa sekolah dasar
mendesain dan menghasilkan menu-menu restoran, atau siswa menengah
atas, bermain sebagai penasehat presiden, mengusulkan
kebijakan-kebijakan ekonomi dan sosial. Walaupun karya tersebut
mengkin membutuhkan beberapa penyangga atau keraguan – siswa tidak
sedang menyusun menu yang sesungguhnya yang pelanggan akan gunakan
atau membuat kehidupan mereka sebagai kebijakan yang berhasil –
konteks mencocokkan apa yang terjadi pada dunia nyata.
Kedua, tugas siswa selesai, dan
peralatan yang mereka gunakan, dapat membuat sebuah karya asli
apabila tugas-tugas dan peralatan tersebut sesuai dengan apa yang
orang lakukan dalam “dunia nyata”. Banyak karya yang berfokus
karir menekankan tugas dunia nyata dan standar kinerja dunia nyata.
Karya-karya lain yang menggunakan tugas dunia nyata berfokus pada
masalah, dilema dan cara berpikir orang setiap hari, ketika mereka
mendesain website, sekolahan, ruang tinggal; merencanakan
pertunjukan, menganalisa persaingan alternatif, menyiapkan anggaran,
melaksanakan survei lewat telepon, atau menulis surat kepada editor.
Ketiga, karya dapat memiliki
pengaruh positif pada lingkungan, sebagaimana ketika siswa melakukan
persentasi di depan dewan sekolah yang mengusulkan penataan ulang
taman sekolah, menulis buku, dan membuat program pelatihan membaca
bagi anak muda, mendesain dan menjual kartu catatan untuk amal, atau
melaksanakan proyek penelitian dan menyerahkan data yang akan
digunakan untuk lebih memahami perubahan iklim. Penenlitian
menyarankan bahwa karya yang memiliki pengaruh yang positif semacam
itu sangat memotivasi, dan siswa sering memilih hal tersebut sebelum
dan sesudah sekolah dan saat liburan.
Pada akhirnya, karya dapat
memiliki sebuah keaslian personal karena mereka berbicara tentang
perhatian personal siswa, ketertarikan, atau masalah-masalah dalam
kehidupan mereka, atau karena mereka melngikutsertakan kebutuhan,
nilai-nilai, bahasa, dan penerpan budaya dari komunitas siswa.
Pameran kesahatan masyarakat, karya sejarah lisan dan masyarakat, dan
karya-karya yang membawa masyarakat yang berdekatan dalam sekolah
memiliki keuntungan tambahan untuk menolong siswa baru berhubungan
dengan budaya dan harapan sekolah. Keaslian merupakan salah satu
faktor yang menyusun Standar Utama dimana lebih banyak lebih baik
daripada kurang. Guru yang berpengalaman dalam PBK memberitahu kita
bahwa karya-karya yang meliputi berbagai macam bentuk keaslian –
penugasan, standar dunia-nyata, dampak sosial dan personal – lebih
kuat dan produktif daripada karya dengan keaslian yang rendah.
Diterjemahkan
Dari: Setting The standard for Project Based Learning : A Proven
Approach to Rigorous Classroom Instruction. 20115. Alexandria: ASCD