Contact Form

 

MENTAL JAWARA By : Septi Peni Wulandani

 
Siapakah para Juara?
Para Juara adalah orang-orang yang punya MENTAL tangguh, selalu bersiap untuk menang, namun ketika berada dalam posisi dibawah bisa bangkit kembali dengan cepat. Para Juara adalah orang-orang yang bisa  mempertahankan apa yang telah ia dapatkan dan membuatnya menjadi lebih baik lagi. Tidak ada kata putus asa dan putus semangat  di dalam diri sang juara.

MENTAL  JAWARA
Sebagai orangtua para juara, maka syarat-syarat utama yang harus kita miliki adalah punya MENTAL  JAWARA. Apa saja mental jawara itu :
a. PERCAYA DIRI
Yakin akan kemampuan dan potensi unik yang ada pada dirinya. Hanya orang yang percaya diri yang sanggup memasuki gelanggang untuk bertanding dan yakin menang. Keyakinan inilah yang mendorong diri kita untuk bertindak yang terbaik. Orangtua yang PD akan melahirkan anak-anak PD.
b. BERTINDAK DENGAN TEGAS
Yakin akan langkah yang diambil tanpa sebuah keraguan sedikitpun. Karena tidak ada orang yang sukses dengan setengah-setengah. Bagaimana ia akan merasakan menang, kalau selama ini hanya dalam taraf berpikir  penuh keraguan“jangan-jangan nanti kita kalah”.
c. MENYIKAPI SEBUAH KEGAGALAN
Seorang juara tidak pernah memiliki kata “gagal” dalam kamus kehidupannya. Ia hanya memiliki kata “Hasil yang tidak sesuai harapan” sehingga harus cepat “mengubah Strategy Hidup”
Mengapa MENTAL  JAWARA ini penting dimiliki orangtua dalam proses Mendidik Anak?
Karena anak-anak anda merupakan anak-anak pilihan, para juara yang membawa bintangnya masing-masing sejak lahir. Namun setelah mereka lahir, kita, orang dewasa yang diamanahi menjaganya, justru lebih sering "membanding-bandingkan" pribadi anak ini dengan pribadi anak yang lain.

BANDINGKANLAH ANAK-ANAK KITA DENGAN DIRINYA SENDIRI, BUKAN DENGAN ANAK ORANG LAIN
Jadi kalimat yang harus sering anda keluarkan adalah,
"Apa bedanya kakak 1 tahun yang lalu dengan kakak yang sekarang?"bukan dengan kalimat "Mengapa kamu tidak seperti si A, yang nilai raportnya selalu bagus?""Mengapa kamu tidak seperti adikmu?" Kita, orang dewasa yang dipercaya untuk melejitkan "mental jawara" anak, justru lebih sering memperlakukan mereka menjadi anak rata-rata, yang harus sama dengan yang lainnya.

MEMBUAT GUNUNG, BUKAN MERATAKAN LEMBAH
Ikan itu jago berenang, jangan habiskan hari-harinya dengan belajar terbang, agar ia sepintar burung. Seringkali kalau ada anak-anak yang tidak menyukai matematika, kita paksakan anak untuk ikut pelajaran tambahan matematika agar nilainya sama dengan anak-anak yang sangat menyukai matematika. Ini namanya meratakan lembah. Anak akan menjadi anak yang rata-rata.Burung itu jago terbang, apabila sebagian besar waktunya habis untuk belajar terbang, maka dalam beberapa waktu ia akan menjadi maestro terbang di bidangnya. Anak yang terlihat berbinar-binar mempelajari sesuatu, kemudian orangtuanya mengijinkan anak tersebut menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mempelajari hal tersebut, maka kita sedang mengijinkan lahirnya maestro baru. Ini namanya membuat gunung. Anak akan memahami misi spesifiknya untuk hidup di muka bumi ini.

ENJOY, EASY, EXCELLENT, EARN
Kita sebagai orangtua harus sering melakukan "discovering ability" agar anak menemukan dirinya. Dengan mengajak anak kaya akan wawasan, kaya akan gagasan, dan kaya akan aktivitas. Sehingga anak dengan cepat menemukan aktivitas yang membuat matanya berbinar-binar, tak pernah henti untuk mengejar kesempurnaan ilmu, dan menjadi hebat di bidangnya. Pendapatan itu adalah bonus dari kesungguhan 3 hal tersebut.

ALLAH TIDAK PERNAH MEMBUAT PRODUK GAGAL
Tidak ada anak yang bodoh di muka bumi ini, yang ada hanya anak yang tidak mendapatkan kesempatan belajar dari orangtua/guru yang baik, yang senantiasa tak pernah berhenti menuntuk ilmu demi anak-anaknya, dan memahami metode yang tepat sesuai dengan gaya belajar anaknya.

ANAK-ANAK TERLAHIR HEBAT, KITALAH YANG HARUS SELALU MEMANTASKAN DIRI AGAR SELALU LAYAK DI MATA ALLAH, MEMEGANG AMANAH ANAK-ANAK YANG LUAR BIASA                        

Total comment

Author

admin

0   comments

Cancel Reply