Contact Form

 

DIET SENSORI oleh Dini (WAG HEbAT Semarang)

Untuk memahami kebutuhan sensori anak yg unik, maka ibu perlu memahami bagaimana anak memproses stimulus yg ia peroleh dari lingkungan sekitar hingga ibu paham apa yg tengah anak alami atau lalukan. Ini penting agar  ibu dpt tetap 'waras' saat anak memproses stimulus dengan cara mereka.

Terapis tumbuh kembang anak menuliskan jika ada 3 hal yg perlu diperhatikan ketika anak memproses stimulus sensori. Walaupun 3 hal ini merupakan bagian dari sensori modulation atau gangguan proses sensori, tidak ada salahnya jika kita memahami ini karena anak memiliki sistem proses sensori yg berbeda:

1. Overeacting system
     Anak dengan kecenderungan ini, akan memberikan reaksi berlebihan pada stimulus dari lingkungan sekitar. Misalnya saja, anak dpt menjerit ketika mendengar suara mesin blender, jijik sangat memegang pasir, atau mual saat mencium bau makanan tertentu.

2. Underresponsive system
     Saat sistem sensori anak berada dalam keadaaan tidak merespon akan lingkungan sekitar, maka anak bisa menjadi tidak sadar akan input yg masuk. Anak bisa nampak ceroboh krn ia tak sadar akan benda yg berada di sekitarnya hingga ia menabrak benda tersebut atau terjatuh. Anak juga dapat terlihat kotor krn ia tak sadar jika ada kotoran yg menempel atau ada bau yg tak sedap. Ini dikarena sistem sensor mereka tidak merespon akan hal tersebut.

3. Sensory seeker
     Anak yg berada dalam kondisi ini akam terus mencari sensasi sensori untuk memenuhi kelaparan mereka akan kebutuhan sensori tersebut. Anak akan terlihat sering melompat-lompat, berlari kesana kemari atau memasukkan benda ke dalam mulutnya untuk memenuhi kebutuhan sensor tersebut.

Bagaimana kita memberikan apa yg mereka butuhkan dengan tepat? Terapis okupasi memberikan jawaban, semua tergantung kondisi anak karena tiap anak berbeda dalam merespon pengalaman sensori mereka. Ada 3 strategi yg biasanya digunakan untuk membuat anak mampu secara optimal memproses stimulus sensori:

1. Calming (menenangkan)
     Strategi calming biasanya efektif untuk anak yg memiliki sistem yg overreacting. Anak-anak ini butuh ditenangkan agar mereka sadar dan fokus. Hal yg bisa dilakukan adalah:
     -memberikan input vestibular untuk menengkan dengan menggerakkan  ayunan 1 arah, secara ritmis dan tidak mengejutkan.
     -memberi deep pressure touch, seperti memijat atau melakukan tekhnik protokol sikat wilbarger(konsultasikan dengan terapis anak unuk melakukan ini).
    -memberikan cahaya yg redup di kamar tidur mereka.
    -memberikan bau-bauan yg lembut dan menenangkan seperti bau lavender.

2. Alerting
    Strategi alerting biasanya digunakan untuk merangsang atau membangkin sistem sensori anak yg underresponsive. Hal yg dpt dilakukan adalah:
     -memberikan input vestibular yg ceoatcepat dan mengejutkan. Gerakan saat anak tengah diayun biasananya gerakan lbh dari 1 arah, gerakan mengejutkan dan tidak beraturan.
   -makanan dengan tekstur renyah.
   -melompat di atas trampolin

3. Organizing
   Saat anak tak mampu memngatur input sensori dengan tepat maka anak membutuhkan strategi yg membuat mereka mengatur input sensori dengan baik. Aktifitas yg biasanya dpt dilaikan adalah:
      -gerakan nungkir balik, serti kopril atau bergelantungan pd monkey bar.
      -halang rintang.
       -jalan gerobak.

*Ditulis oleh Dini S*

Total comment

Author

admin

0   comments

Cancel Reply