Faktor - Faktor Mendasar Dalam Menyusun Karya (1)
1. Menantang Masalah atau Pertanyaan (Challenging Problem or
Question)
1. Menantang Masalah atau Pertanyaan (Challenging Problem or
Question)
Permasalahan dan pertanyaan
memberikan struktur pengorganisasian untuk Standar Utama Pembelajaran
Berbasis Karya dan membuat pembelajaran menjadi berarti karena
memberikan pembelajaran sebuah makna – siswa tidak hanya memperoleh
pengetahun untuk mengingat; siswa memperoleh pengetahuan dalam rangka
untuk menggunakannya. Melalui pemfokusan pada masalah atau
pertanyaan, siswa tidak hanya menguasai pengetahuan baru tetapi juga
belajar kapan dan bagaimana pengetahuan baru tersebut dapat
digunakan. Hal ini membuat siswa lebih mungkin menggunakan dan
mengaplikasikan pengetahuan tersebut pada masa yang akan datang.
Banyak penelitian – belum lagi pengalaman sehari-hari –
menunjukkan bahwa pengetahuan dianggap memiliki arti dan makna
apabila lebih mudah diingat daripada pengetahuan yang acak.
Pertanyaan memfokuskan perhatian siswa terhadap hal-hal yang penting
untuk dipelajari dan membantu siswa membedakan antara informasi yang
revelan dan yang tidak relevan. Pertanyaan juga mendorong siswa untuk
menghidupkan pengetahuan awal mereka, yang merupakan bagian utama
dari proses pengorganisasian informasi baru dan menghubungkannya
kepada apa yang telah diketahui. Sebagaimana siswa bekerja untuk
menyelesaikan masalah, mereka membangkitkan pengetahuan dan pemahaman
yang ada pada mereka dan mereka dapat menggunakan lagi di kemudian
hari.
Penelitian telah menunjukkan
bahwa tantangan merupakan faktor dalam menghasilkan capaian belajar.
Akan tetapi, penentuan tingkatan optimum sebuah tantangan dalam
sebuah kelas yang bervariasi merupakan hal yang sulit dan membutuhkan
pertimbangan yang hati-hati pada tahapan dan dukungan yang beberapa
siswa mungkin butuhkan (yang merupakan bagian dari Pengajaran
Berbasis Karya). Terlalu banyak tantangan dan terlalu sedikit
tantangan dapat melemahkan motivasi siswa, jadi Standar Utama
Pembelajaran Berbasis Karya bahwa tantangan harus berada di tengah,
tidak terlalu sulit, tidak terlalu mudah. Menentikan apa yang sesuai
untuk siswa dalam sebuah karya spesifik dengan beberapa capaian
pembelajaran bergantung pada penilaian profesional guru. Lebih berat
(lebih kompleks, panjang, lebih sulit) sebuah karya tentu saja akan
menjadi sebuah karya yang lebih berhasil.
Beberapa faktor berkontribusi
terhadap “tingkatan tantangan” dari masalah atau pertanyaan.
Pertama ialah kesulitan pemahaman dan pengaplikasian konsep dan
informasi mendasar yang siswa perlu untuk mempelajari. Sebagaimana
guru yang telah berpengalaman mengetahui, beberapa ide, konsep, dan
prosedur sulit untuk dipahami dan digunakan. Karya dapat digunakan
untuk mengalamatkan konsep yang sulit tersebut, tapi guru sebaiknua
memastikan bahwa mereka memerika pemahaman siswa secara berkelanjutan
dan menyediakan klarifikasi (dari siswa atau guru lain) sebagaimana
dibutuhkan. Kedua ialah tingkatan struktur yang ditemukan dalam
masalah. Ketika masalah merupakan struktur yang belum sempurna dan
mewajibkan siswa untuk mengembangkan sendiri metode solusinya, hal
tersebut lebih menantang daripada permasalahan yang meminta siswa
mengikuti jalur penyelesian yang lazim. Walaupun struktur
permasalahan yang belum sempurna menyediakan kesempatam untuk siswa
untuk belajar bagaimana menyusun san melaksanakan investigasi –
aktivitas apa yag akan dijalankan, peralatan apa yang akan digunakan,
pertanyaan apa yang akan ditanyakan, urutan apa yang harus diikuti –
hal tersebut dapat sangat menantang bagi siswa dan mungkin
membutuhkan tahapan yang banyak untuk penyempurnaan yang berhasil.
Faktor ketiga yang berkontribusi pada tantangan adalah kompleksitas
prosedur dan banyaknya langkah-langkah yang siswa harus melalui
dalam rangka menyelesaikan masalah.
Diterjemahkan Dari: Setting The standard for Project Based Learning : A Proven Approach to Rigorous Classroom Instruction. 20115. Alexandria: ASCD